Jam 7 pagi Desa Sumberrejo masih tampak seperti biasa. Namun tak lama kemudian kemeriahan mulai menyelimuti desa kecil di Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur tersebut. Keriuhan berasal dari depan balai desa, tepatnya puluhan pegon atau gerobak bertenaga sapi yang datang dari beberapa desa sekitar untuk berpartisipasi dalam acara Festival Pegon. Beberapa cikar, nama lain pegon, tampil cantik dengan aneka rupa hiasan sementara sebagian yang lain ingin menarik perhatian melalui sound system yang memutar lagu dengan volume keras. Warga tampak antusias dengan hiburan sederhana ini dengan memenuhi tepi jalan. Dan swafoto di depan gerobak atau sapi adalah keniscayaan. Satu jam kemudian pegon-pegon tersebut mulai bergerak meninggalkan balai desa.
Pawai menempuh perjalanan sekitar 7 kilometer menuju titik akhir Pantai Watu Ulo. Masyarakat di sepanjang rute arak-arakan juga nampak antusias khususnya anak-anak. Kemacetan pun tak terelakkan. Pegon berjalan lamban dan ukurannya yang besar memakan hampir semua badan jalan yang memang tak terlalu lebar. Belum lagi masalah klasik tapi lucu yaitu sapi penarik ngambek di tengah jalan membuat laju iring-iringan tersendat.
Sesampainya di tujuan akhir peserta pawai menyantap hidangan yang dibawa dari rumah yang umumnya berupa ketupat dan opor. Untuk memeriahkan suasana di lokasi yang sama juga diselenggarakan panggung seni budaya dan pemberian hadiah bagi pemilik pegon yang telah turut serta dalam pawai.
Menurut Kepala Desa Sumberrejo, Riyono Hadi, pawai ini berawal dari tradisi masyarakat setempat merayakan hari lebaran ketupat dengan rekreasi bersama menuju Pantai Watu Ulo sejak tahun 1980an. Lebaran ketupat adalah istilah untuk hari ke tujuh setelah hari raya Idul Fitri. Di masa lalu beberapa kelompok masyarakat memiliki kebiasaan untuk menjalankan puasa sunah Syawal selama enam hari seketika usai Idul Fitri. Di hari ke tujuh itulah menjadi semacam lebaran kedua dan merayakannya dengan berekreasi ke pantai dan menyantap hidangan bersama-sama di sana.
Pemilihan pegon tak lain dengan alasan di masa lalu moda bertenaga sapi tersebut banyak dijumpai di sekitar Ambulu dan lazim digunakan sebagai angkutan umum terutama pengangkut barang. Di awal 2000an tradisi di hari lebaran ketupat ini digagas menjadi sebuah festival sebagai media pelestarian tradisi sekaligus daya tarik wisata. Sebagai titik akhir Pantai Watu Ulo yang biasanya tidak terlalu ramai pun menuai berkah dengan bertambahnya jumlah pengunjung. Tahun 2017 ini adalah penyelenggaraan pertama dalam tiga tahun terakhir setelah vakum selama dua tahun karena kurang baiknya pengelolaan.
Seperti halnya kegiatan lain yang berakar dari tradisi, Festival Pegon selalu menuai antusiasme tinggi dari masyarakat. Fungsi utama sebagai pelestarian budaya dan daya tarik lokal semakin mempertegas posisinya dalam agenda wisata bagi Kabupaten Jember. Peningkatan manajemen, infrastruktur, promosi dan konten acara mutlak dibutuhkan demi menjaga acara tahunan ini terus bergulir demi nama harum Jember di lingkup lokal, regional bahkan nasional.
foto-foto mas widi ini ada color grading lagi ya mas?
baru tahu ada istilah kereta sapi ini pegon. lonceng sapi itu ada gak melambangkan kepemilikan sapi siapa gitu?
belum pernah mencari sampai situ sih. baru tau itu sebagai penanda saja, ya seperti hewan lain yang diberi genta.
btw iya ini di color grading
btw panggilan saya Aan ya mas 🙂
Wah festivalnya menarik Mas. Adatnya mirip dengan di Lombok, di sana juga umat muslim seketika berpuasa sunnah setelah Idul Fitri, untuk kemudian lebaran kedua di Lebaran Topat. Pun pada saat lebaran kedua itu, makan bersama di pantai atau tempat wisata lain jadi kegiatan utama, hehe.
Foto-fotonya apiik. Saya jadi belajar banyak. Hehe.
iya, sepertinya sudah jamak acara macam begini di beberapa daerah.
terima kasih
Sama-sama.
foto-fotonya bagus
terima kasih. salam kenal ya
Acara kayak gini ni yang harusnya tetep di lestarikan dan di budayakan, selain untuk tradisi budaya lokal, juga bisa menarik pariwisata. hehehhehhehe….
Ya, idelanya sih seperti itu.
Salam kenal ya dan terima kasih telah berkunjung.
Ini tuh diadakan tahunan nggak sih mas?
iya tahunan. cuma 2 tahun sebelumnya ga ada
Sbg orang Jember, aku baru tau, haha. Tau lebaran ketupatnya. Tapi kalo ada festival pegonnya ga tau blas 🙂 Nice sharing
berarti ke-jember-an anda diragukan. ha2..