Hello, sir. Welcome to Malioboro. We’re happy to see you. If you dont mind, where do you come from? Ah, that’s not important. We have no business with that after all. Thank you for coming, sir. You make the economic wheel spinning, at least for people along this legendary road. Our wheel too, literally. That if our masters are good at persuading or just get a luck. That’s why we happy if you take a ride on us. Otherwise our quiescent is our master’s gloom.
You know what, our masters dressed even gave us a name. Some means good hope, or our master’s origin. Well, sometimes they miss their family there. Some might not mean anything. Just an ornament. But some of us are nameless. How pity. But what’s in a name. Yet we can’t choose our name. Just don’t give up here, sir. So our masters can keep a smile upon their face. Their happiness is ours too.
***
Hai, mister. Selamat datang di Malioboro. Kami senang anda datang. Kalau boleh tahu, anda dari mana? Ah, tak penting bagi kami. Toh nyaris tak ada efeknya buat kami. Mister, terima kasih ya sudah datang. Karena anda lah yang membuat berputarnya roda ekonomi di sepanjang jalan ini. Roda kami juga, ya secara harfiah. Itu jika juragan kami pandai membujuk anda atau sekedar beruntung. Karena itu betapa senangnya jika anda menaiki kami. Sebaliknya diamnya kami adalah kemurungan juragan kami.
Tahukah mister? Selain merias, juragan kami juga memberikan kami nama. Nama yang diberikan bisa berarti doa, atau nama daerah asal juragan kami. Ya, kadang juragan kami rindu keluarganya disana. Beberapa mungkin tak berarti apa-apa. Hanya sekedar pemanis. Tapi beberapa diantara kami ada juga yang tak bernama. Kasihan ya. Tapi apalah arti sebuah nama. Toh kami tak bisa memilih nama. Yang penting jangan menyesal kesini ya mister. Biar juragan kami bisa terus tersenyum. Kalau dia senang, kami juga senang.